oleh: Soni Farid Maulana
angsana dan gandasoli
yang kau tanam di pekarangan hatiku
tumbuh sudah dengan daun-daunnya yang lebat.
kau bilang,
jika kedua tanaman itu tumbuh subur
itu artinya: cinta kita memuncak
mendaki puting gairah seindah bulan merah.
kini kau dimana? Hanya desir angin
dan guguran dedaunan di pekarangan hatiku
diiringi bebunyian serangga,
sebelum tiba
musim penghujan.
langit kosong dan sepi
seperti sumur tua yang ditinggalkan
dengan sisa air yang nyaris kering
diteguk garang kemarau
yang menghanguskan
akar rumputan.
lalu api sunyi berkobar
dari gerbang langit tak dikenal
menjilat dan membakar angsana
dan gandasoli,
yang dulu kau tanam
di pekarangan hatiku, pada sebuah pagi
yang diberkahi cahaya matahari
dan kicau burung dari syair attar,
hafiz dan sana'i. Cintaku,
kau dimana ketika rindu
menyemak di dada
ketika ajal melepas kata
dalam dadaku.
2002
*dari antologi puisi "Angsana"
No comments:
Post a Comment