Hinata, Hinata, Hinata
Kau menjadi debar yang menderas
Rintikan detik mendetakkan kerinduan
Lalu, namamu melata di separuh nyawa
Kau adalah cerita yang menderaskan sajak-sajak cinta
Sungguh, tubuhmu adalah rumah sempurna untuk kata-kata
Tentu, kau akan berkata tak percaya
Saat kuelegikan sajak ini
Meski pipimu tersipu malu
Maka, pada ulang tahunmu akan kuberitahukan saja
Bahwa aku ingin tinggal di dalam tubuhmu
Meski begitu, yang kutakutkan adalah hujan
Rintik yang menyerupai airmatamu
Akan lebih tajam daripada jarum jam
Yang menunjukkan waktu kesia-siaan
Sial! Aku tak pandai menjadi payung
Selain itu, matamu adalah jurang
Yang orang-orang jarang sadari
Mereka semua jatuh dalam imaji
Aku tenggelam dalam lavender matamu
Mendengarku, kau kembali tersipu malu
Dan tahun kembali berlalu
Selalu, aku merayu halu
27 Desember 2021
Herlangga Juniarko