oleh: Herlangga Juniarko
Aku segera masuk ke kamarku dan
kembali menyendiri setelah menyaksikan hamparan paha wanita di luar sana
beserta rahasia-rahasia yang sudah terungkap oleh imajinasiku. Sedemikian rupa
aku mulai mengumbar kejalanganku bersama setan yang menyamar menjadi kasur,
lotion, dan kenangan tadi. Tapi itu semua telah dianggap wajar oleh sebagian
lelaki, karena memang itulah kodrat yang harus ditempuh seorang lelaki.
Sedangkan lenganku sudah menjelma mesin dengan jari-jari merayu sperma yang
buas dari alam binal keluar seketika bersama hasrat kenikmatan orgasme dan
benih yang hanya akan terbuang di lantai kamarku yang gelap. Sebuah hal yang
pernah dilakukan hampir lelaki di seluruh dunia itu sedikit demi sedikit
menguak tabir seks yang tabu.
Sebagian orang akan menganggap itu
adalah perbuatan dosa. Namun, dosa memang tidak bisa dielakkan lagi dari diri
setiap manusia, apalagi bagi seorang lelaki yang sedang merasakan hasrat
seksual yang meninggi akibat pakaian para wanita zaman sekarang yang sudah
mengurangi bahan demi memberikan kepuasan lelaki. Maka dengan dosa itulah
manusia akan menjadi lebih baik.
Akhirnya, ritual kelelakian itu
selesai dengan bubarnya setan dari kamar gelap, sehingga aku dapat kembali
menerawang kejadian berikut dengan pengetahuan seks yang lebih mendalam dari
sekedar rahasia tabu di antara dua paha yang sering terhampar begitu saja di
zaman ini.
2012