oleh: Disa Tannos
Jika aku kehabisan daun, kau jangan berhenti berteduh. Ingatkan saja
padaku bahwa di sini masih nyaman yang sama meski waktu tengah membuat
semua hijauku luruh. Lalu biar kudengar kau berkata: musim-musim kering tak akan membuat nama yang terukir pada tubuhmu seperti remaja jatuh cinta kelak kehilangan pemiliknya.
Jika aku kehabisan daun, kau jangan ikut bersedih. Kuingatkan padamu
bahwa di sini akan kembali rindang meski kini angin lebih mudah membikin
matamu pedih. Lalu biar kaudengar aku berkata: musim-musim kering memang selalu membuatku cepat marah—bagaimana jika segala yang tak lagi hinggap kelak membuatmu tak betah?
–
Maka jika aku kehabisan daun, kau jangan berhenti berteduh. Ingatkan saja padaku bahwa kita tak perlu begitu takut pada sepi.
Lalu biar kudengar kau bersuara tanpa henti:
perdengarkanlah apapun selain langkah-langkah kaki.
*dari http://disatannos.wordpress.com/2012/02/29/sajak-sebatang-pohon-2/
No comments:
Post a Comment