Musim hujan. Kau dan gaun pengantinmu
Pada akhirnya memadamkan api di rangka tubuhku
Kemudian menyalib jantungku
Pada hari penghisaban yang telah ditentukan
Kau pun bertanya:
"Seberapa besar api di tubuhmu?"
Akhirnya kau menjadi rintik hujan pada tanahtanah basah
Kenangan kemudian menjadi hal paling purba antara kita
Aku menjawab:
"Apa masih ada ruang di jari manismu?"
Saat itu, kulihat akar yang melingkar di jarimu
Juga menggelang di leherku
No comments:
Post a Comment