Di kota ini orang-orang bersekongkol ingin menghapusku. Mereka tidak pernah bisa mengeja namaku dengan benar. Aku harus mengenakan nama entah siapa ke mana-mana. Berganti-ganti. Mengubah hari-hariku menjadi tempat persembunyian. Hidupku bagai penyamaran yang takut terungkap. Di luar ingatan, tiada yang nyata.
Datanglah. Datanglah sekali lagi. Kembalikan aku kedalam tubuhku. Aku ingin tetap mencintamu dengan nama yang sama. Bunyi yang bergetar pelan seperti nyanyian pengantar tidur di lidahmu.
Atau, jika malam terlalu dalam menyepikan kau dan jarak terlalu jauh menepikan aku, bisikkan namaku sebagai permintaan. Di luar harapan, tiada yang pasti. Tiada.
Aan Mansyur
*diambil dari antologi puisi "Tidak Ada New York Hari Ini"
No comments:
Post a Comment