Hi, pada malam ulang tahunmu
Aku diam-diam bertanya dalam hati
Antara kau dan gula,
Siapakah yang lebih manis?
Kue ulang tahun itu tersipu
Harapan-harapan yang malu bersembunyi dalam lilin
Nanti kalau lilin telah ditiup,
Harapan akan berubah menjadi asap
Mereka akan masuk ke dalam matamu
Dan membiarkan matamu perih dan berair
Karena begitulah harapan
Beberapa akan menjadi perih
Sedang yang lain akan menjadi airmata
Tapi mereka akan tetap tinggal
Supaya lavender matamu bisa selalu menjadi harapan
Kau tersenyum setelah mendengar cerita ini,
Walau bulan sabit yang terbit di bibirmu adalah dua sisi mata uang
Kau menyimpan bulan untuk menerangi lelakimu
Dan melempar sabit untuk membunuhku
Ah, di sini hujan. Dingin
sanggup membekukan ingatan
Semoga lelakimu mampu menjadi unggunan
api yang tak pernah padam
Selamat.
27 Desember 2020
Herlangga Juniarko
No comments:
Post a Comment