MAKAN DIMANA YAH
Karya: Herlangga
Juniarko
Sore itu Ujang tengah berada di
alun-alun kota. Di kanannya adalah pasar tradisional yang menjual pelbagai
produk hasil masyarakat. Sedangkan di kirinya adalah sebuah mega mall yang
menjual pelbagai produk berkualitas hasil impor.
Ujang
Hmmm, lapar sekali
dan sepertinya aku butuh makan nih
(menoleh ke kiri dan
ke kanan)
Aha! Karena aku
mencintai produk asli Indonesia, maka aku akan makan di pasar tradisional saja
(berjalan ke arah
kanan)
(tiba-tiba setan
nasionalis muncul di depannya)
Setan
Hey! Tunggu dulu Ujang.
Mau kemana kamu?
Daripada makan di
tempat yang kumuh itu, lebih baik makan di sana (menunjuk mega mall)
Disana lebih nikmat,
bersih, dan banyak wanita cantiknya pula yang sering bersliweran di depan
tempat makannya itu
Ujang
Benar juga. Lebih
baik aku ke Mall itu. Kan lebih enak makanannya, apalagi bisa sambil cuci mata.
Hahaha
(membalikkan badannya
dan berjalan menuju Mega Mall)
Setan
Bagus Ujang. Begitu
lebih baik.
(tiba-tiba pula, malaikat
nasionalis muncul juga di hadapannya)
Malaikat
Ujang! Kenapa kau
pergi ke sana?
Bukankah kita harus
mencintai produk indonesia?
Kalau bukan kita?
Siapa lagi?
Setan
Sudahlah, tak usah
kau pikirkan dia.
Dia itu Cuma sirik
karena ga bisa beli makanan enak kaya di sana
Malaikat
Emang ngapain aku
beli ke sana. Aku kan ngga makan
Setan
Oh iya, aku lupa.
Kita kan makhluk gaib yang sengaja di
tulis oleh penulis
Ujang
Jadi, aku lebih baik
makan kemana yah???
Setan
Sudahlah, lebih enak
lebih baik
Malaikat
Cintai produk
indonesia, produk indonesia itu lebih alami dan akan menyehatkan badan
Setan
Apanya yang
menyehatkan badan? Pasar tradisional itu tempatnya kotoran.
Mending di sana aja,
ntar saya traktir deh
Ujang
Hah? Emang kamu punya
uang?
Malaikat
Kamu bisa nyolong
gitu?
Setan
Eh, aku lupa lagi.
Dasar penulis bego, masa nulisin yang kaya gini juga sih
Ujang
Euh, dasar bodoh
kalian semua.
Malaikat
Ya sudah.
Ehm, lebih baik pasar
tradisional. Lebih murah dan lebih kenyang bukan?
Ujang
Bener juga yah, yang
penting kan kenyang
Malaikat
Betul itu. Bayangin
aja kalo kamu makan disana. Cuman makan dua sendok terus habis. Makan macam apa
itu??
Setan
Ujang! Dengerin nih
aa’ setan baik-baik.
Kalo kamu makan
disana minimal kamu punya gengsi, kamu bisa sambil cuci mata. Ya kan?
Daripada pasar sono,
makan sambil ditemenin....apa itu namanya yang suka terbang ke makanan itu,
yang jorok itu
Ujang
Lalat....
Setan
Nah, iya itu. Ga akan
enak kan. Makan itu harus nikmat. Suasana pun harus mendukung.
Jadi pada kesimpulannya
kamu itu lebih baik makan di sana saja.
Ujang
Duh, jadi bingung
nih...
Kalian sih bikin
bingung
ah, mending nanyain
ke penulis aja deh
PENULIS!!!!!!
(datanglah penulis
naskah ke arah Ujang dan semua memandang ke arahnya)
Penulis
Ujang, tentukanlah
pilihanmu dengan bijak
(penulis
mengatakannya dengan sepenuh hati dan sangat bijak lalu pergi begitu saja)
Setan
Apa yang sedang dia
lakukan?
Malaikat
Entahlah, dia memang
bodoh
Ujang
????????????
Malaikat
Sepertinya kamu
semakin lapar saja.
Ayo kita segera makan
makanan yang mengenyangkan
Setan
Tidak Ujang.
Lebih baik makan yang
penuh hiburan dan nikmat
Ujang
Duh, tambah lapar
deh.
Saya mau makan di
pasar aja deh.
Eh tapi, mending
makan di sana aja deh. Jadi kan pulangnya bisa ngeceng.
Hahaha
Malaikat
Dosa Ujang, jagalah
pandanganmu itu.
Setan
Ah so’ suci kamu.
Udah Ujang, lebih
baik ke tempat kenikmatan saja
Malaikat
Namanya aja udah malaikat,
ya pasti sucilah.
Ujang, ayo kita
mengenyangkan perut yang lapar ini
Setan
Ujang, jangan!
Janganlah kamu
mencoreng citra anak gaul dengan pergi kesana
Ujang
Ah kalian bikin aku
bingung nih
Si penulis sih
gara-garanya, kenapa pula harus memunculkan kalian bedua?
Malah bikin bingung
Penulis
BIAR RAME (teriak
dari luar panggung)
Ujang
Ya udah ah, saya mau
pergi aja ah (melangkah pergi)
Setan
Mau kemana Ujang?
Malaikat
Iya Ujang, mau
kemana?
Ujang
Mau pulang ke rumah
Setan
Ga jadi makan?
Ujang
Jadi dong, tapi
makannya di rumah biar ga digangguin sama kalian berdua
Malaikat
Yah, masa pulang. Ga seru
dong ceritanya
Ujang
Biarin, orang rumahku
deket kok
Tuh rumahku (menunjuk
ke suatu arah
Cuman nyebrang jalan
aja nyampe
Setan
Jiah, terus ngapain
lama-lama debat di sini
Ujang
Biar rame kan
ceritanya
Malaikat
Yah baiklah, saya
mengerti
Seenak apapun makanan
tradisional dan internasional takkan mampu menghadapi masakan sederhana buatan
ibu
TAMAT
No comments:
Post a Comment