herlangga juniarko

Powered By Blogger

Sunday, June 9, 2013

Analisa Puisi "Malam Lebaran"



Malam Lebaran

Bulan di atas kuburan

Karya: Sitor Situmorang


Analisis Struktur Fisik


a. Tipografi
            Tipografi puisi ini hanya terdiri dari sati larik yang berisi empat kata saja. Semua kata dalam puisi ini berbentuk sejajar seperti sebuah kalimat seperti biasanya tanpa ada bentuk-bentuk yang coba dikembangkan oleh penyair.

b. Diksi
            Penyair memilih kata-kata sehari-hari, yaitu kata ‘bulan’ dan ‘kuburan’. Namun dengan begitu dapat membentuk makna baru yang sangat ambigu sehingga pembaca dapat dengan mudah menafsirkannya sesuai dengan interprstasinya masing-masing.
            Dalam puisi ini yang paling menonjol adalah perpaduan antara diksi yang ada di judul puisi dan isi puisi tersebut, karena di sana terjadi kekontrasan penggambaran suasana yang dimunculkan pada isi puisi.
            Dalam puisi ini pun dapat ditemukan penyimpangan kata yang masuk dalam kategori penyimpangan semantis, yaitu:
Judul dan isi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga menjadi unik. Malam lebaran adalah malam satu syawal yang seharusnya bulan sama sekali tidak terlihat, namun di isi puisi disebutkan bahwa bulan itu ada dan berada di atas kuburan.


c. Pengimajian
            Dalam puisi ini, pengimajian yang dilakukan adalah penggambaran melalui pengihatan keadaan yang coba dimunculkan saat malam lebaran menurut penyair yang dalam keadaan bulan yang sedang berada di atas kuburan.
Penglihatan     : bulan, kuburan
Perasaan          : malam lebaran dan kata ‘kuburan’ yang memberikan efek perasaan menakutkan
Pendengaran   : dengan adanya kata ‘bulan’ dan ‘kuburan’ maka pembaca akan diajak                                                       berimajinasi tentang suara lolongan anjing malam yang biasa muncul di                                           kuburan saat bulan purnama

d. Kata Konkret
            Untuk membangkitkan imaji, maka diperlukan kata konkret sehingga pembaca dapat
Menimajinasikannya dengan baik. Kata konkret dalam puisi ini adalah bulan (bulan di atas kuburan). Kata bulan mengkonkretkan sesuatu dalam puisi ini sehingga menjadi klimaks dalam puisi dan benar-benar menggambarkan keadaan pada saat itu (malam lebaran).

e. Verivikasi
            Rima
            Rima dalam puisi ini adalah kesamaan bunyi ‘an’ dalam kata ‘lebaran’, ‘bulan’, ‘kuburan’ dan juga bunyi vokal ‘a’ dalam kata ‘malam’, ‘lebaran’, ‘bulan’, ‘atas’, ‘kuburan’.
            Onomatope
            Efek sura yang ditimbulkan dalam puisi ini adalah begitu kuatnya konsonan ‘n’ dan vokal ‘a’, sehingga memberikan efek kesedihan yang tertutupi/terpendam.

Malam Lebaran

Bulan di atas kuburan

f. Bahasa Figuratif
            Dalam puisi ini hanya ada perlambangan benda dan perlambangan suasana, yaitu menggunakan lambang-lambang. Bulan adalah kebahagiaan dan kuburan adalah kesengsaraan.

Analisis Struktur Batin

a. Tema
            tema dalam puisi ini adalah tema kemanusiaan yang mengangkat latar malam lebaran saat kebahagiaan menindih kesengsaraan sehingga kesengsaraan itu tidak terlihat sama sekali karena tertutup oleh kebahagiaan yang muncul saat malam lebaran. Malam lebaran yang seharusnya benar-benar membahagiakan ternyata membuat kita lupa bahwa sebenarnya ada yang masih sengsara, yaitu orang-orang miskin yang tidak bisa menikmati kebahagiaan sebagaimana yang lainnya.
            Terkadang kita lupa untuk membagi kebahagiaan kita dengan orang lain sehingga kita membuat mereka seakan semakin jauh jaraknya dengan kita seperti bulan dan kuburan yang menyatakan keadaan yang paling atas(bulan) dan keadaan yang paling bawah(kuburan).

b. Rasa
            Pembaca diajak merasakan bahwa keadaan orang-orang saat malam lebaran sangat berbanding terbalik dengan orang-orang miskin hingga kebahagiaan tak dapat direngkuh sama sekali oleh yang di bawah sampai mereka mati dan terkubur.
            Pembaca diajak merasakan menjadi orang-orang yang dibawah dan merasakan hanya mampu melihat bulan yang sedang bersenang-senang tanpa dapat ikut bersama bahagia di saat yang menyenangkan seperti malam lebaran.

c. Nada
            Penyair bersikap menggurui pembaca agar dapat memahami keadaan sekitar pada saat ini sehingga pembaca dapat tersentuh hatinya karena seolah-olah masuk dalam cerita yang dibuat oleh penyair.

d. Suasana
            Suasana yang ditimbulkan dalam puisi ini adalah iba hati, kasihan dan mau bertindak atas apa yang terjadi saat ini tentang kuburan yang diibaratkan sebagai orang-orang yang berada dibawah.

e. Amanat
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Pada puisi ini amanat yang terkandung yaitu bahwa penyair ingin menyampaikan mengenai keadaan masyarakat yang yang jauh dari keharmonisan dan sikap tidak mau berbagi satu sama lain sehingga menjadikan jarak mereka semakin jauh berbeda dari segala hal. Penyair menginginkan kesadaran masyarakt untuk melakukan tindakan saing berbagi agar perbedaan itu semakin dekat dan menciptakan masyarakat yang setara.

No comments:

Post a Comment