herlangga juniarko

Powered By Blogger

Tuesday, December 27, 2022

Sekali-kali, Mari Membuat Pesta Kejutan untuk Ulang Tahunmu

:Hinata Hyuga

Hai Hinata, Hinata sayang,
Terkadang aku merasa lucu
Tiap kali kau menyalakan
Kembang api di dalam bola mata,
Padahal tahun baru belum mengetuk pintu

Seolah-olah ada kebun bunga di mata
Yang kemudian meledak
Hingga bertebaran putik, rintik dan detik
Yang masing-masingnya telah siap memberi kejutan
Untuk mengucap kata selamat ulang tahun untukmu

Ah, baru kuingat juga.
Kemarin ada yang meledakkan diri
Di dekat rumah
Dalihnya untuk menjadi pahlawan
Yang menyelamatkan orang

Friday, July 8, 2022

Tentang Sebuah Permainan

:Kazuki Takahashi

Sensei, tadinya aku ingin
Mengajakmu bermain di sini
Ingin sekali kutunjukkan
Bahwa aku telah mahir
Dalam permainan yang kau buat

Tetapi detik yang baik hati
Tak mengizinkanku untuk puas
Sehingga membuatmu pergi
Dan menjadi kekal

Sensei, aku harap kau mau menunggu
Mungkin sedikit lebih lama
Agar aku bisa lebih menguasai
Sehingga saat kita bertemu nanti
Dan bermain di keabadian
Kau bisa dengan bangga
Telah mencipta permainan Yugi-Oh


7 Juli 2022
Herlangga Juniarko
#RIPKingOfGamesKazukiTakahashi
#RIPKingOfGames #YuGiOh


Sunday, June 12, 2022

Suara-suara dalam Kepala

Berbagai macam suara dalam kepala
Ramai berdemo menolak selamat ulang tahun
Pemerintah kemudian berbicara
Serupa anak-anak kecil
Yang menjanjikan mimpi-mimpi saat dewasa kelak
Hanya untuk sekadar menenangkan
Suasana, cuaca, dan asa

Kita selalu tahu, janji-janji tersebut
Tak akan pernah menjadi kenyataan
Tetapi tentu, kita tak pernah memberitahukannya
Agar harapan bisa menjadi pohon rindang

Setelah kejadian itu, suara-suara dalam kepala
Mau tak mau ikut membisikkan suara
Pada lilin yang menyala
“Tahun depan, semoga kita tak bertemu”
Mendengar itu, tubuh yang kadaluwarsa senang
“Amin,” jawabnya.


12 Juni 2022
Herlangga Juniarko


Friday, April 15, 2022

Celana Ibu

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas!” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.


2004
Joko Pinurbo
*diambil dari Antologi Puisi "Selamat Menunaikan Ibadah Puisi"

Friday, April 8, 2022

Kepada Eva

Di langit mentega
Belum ada yang sempat
Mengenali sepasang payudaramu

Tenanglah, Eva

Serabut petir
Tak lebih mengerikan
Ketimbang dosa pertama
Saat singgah di tubuhmu

Memang
Sebaiknya ada semacam perayaan
Untuk sesuatu yang telah membuat kita celaka

Sebab di sorga
Tempat di mana cinta dan nama-nama
Dicipta dari lempung yang sama

Pengkhianatan
Akan senantiasa dikenang
Tanpa nyanyian dan bendera hitam

2011
Zulkifli Songyanan
*diambil dari Antologi Puisi "Menapak ke Arah Senja"

Monday, February 28, 2022

Orang-orang di Rentang Jarak

Halo?

Kamukah di sana?
Aku menelponmu dari sini
dan menunggu kemarin
sejak nanti.

Kamu bisa dengar
mimpiku?
Mungkin tidak.
Sejak bertemu
kita selalu berpisah, bukan?

Kita toh pernah bersama
dalam ruang yang berbeda
dan itu cukup bagiku.

Aku akan selalu menelponmu
ketika kamu tak lagi ada.
Ketika di meja itu
kamu tak lagi menunggu.

Halo? 1993?


Avianti Armand
*diambil dari Antologi Puisi "Buku Tentang Ruang"


Thursday, January 6, 2022

Kepada Suami Mantan Istriku

Esha Tegar Putra

aku sering diserang keinginan bertanya
apa yang sungguh membuatmu jatuh cinta
kepada wanita yang sungguh aku cintai itu.
meskipun mungkin kau juga melihat kecantikan
yang aku lihat di wajahnya atau merasakan
pelukan lengannya yang amat pas di tubuhku.

namun aku sungguh penasaran apakah kau tahu
betapa keras dan bersalah aku telah mengubah
dan membentuknya dari sebatang pohon pemalu
dan hijau di tepi hutan menjadi meja di rumahku.

dan setelah berusaha keras mengembalikannya
seperti hendak mengembalikan meja menjadi pohon
tetapi tetap tak berhasil, sekarang dadaku diganjal
perasaan-perasaan ganjil dan terus penasaran
untuk bertanya: apa yang membuatmu jatuh cinta
kepada wanita yang tak lagi mencintaiku itu?

juga berharap menerima diriku sebagai tukang kayu
yang akan merelakan mejanya kau beli, kau pindahkan
ke rumahmu—sambil terus berdoa semoga hanya aku
yang mengetahui letak cacat yang ada di meja itu.


Aan Mansyur
*diambil dari Antologi Puisi "Tokoh-tokoh yang Melawan Kita Dalam Satu Cerita"