herlangga juniarko

Powered By Blogger

Sunday, December 2, 2012

Balada Andromeda dan Ahasveros

oleh: Ahasveros

Pengembaraan itu telah berakhir
Dengan sebuah hasrat dalam dada
Dan sebuah kembang berwarna di atas pohon keabadian
Sedang rumput-rumput terus bergoyang menunggu
Jam yang mendentangkan waktu
Selagi Ahasveros mencumbunya
Tanpa tatapan, sentuhan, dan pikiran
Hanya rasa di palung dada

Ahasveros mendatangi Andromeda dengan seribu kata
Sedang Andromeda masih mencari tenunan emas lampau yang telah rusak
Di balik ragu akhir pengembaraan
“Apakah ini yang tak sempat tergores dalam hidupku?”
—Ahasveros melayangkan simbol pada Andromeda—

Di mata Ahasveros terukir ragu
Dan Andromeda masih terjebak di sejarah lampau
Membatu mereka di atas besi rel yang panas
Dengan berbagai simbol muncul dari kepala mereka
“Apakah dia?”
Tuhan masih diam di atas batu ketidakpastian
Awan-awan cinta mulai menaungi besi yang memanas
Hujan turun menembus payung ragu mereka

Mereka saling berpandang, hanya sekali
Sudah itu tak ada lagi
Hanya sebuah suara yang ada
Dari dalam dada

Ahasveros meyakini akhir pengembaraan dunianya
Ia tahu, setelah dunia ia kelilingi
Untuk medapat rasa yang belum terjamah
Di balik palung dadanya

Andromeda masih memegang sisa tenunan emas lampau itu
Namun tak ingin terjebak dalam dunia kelam
Sedang dadanya sudah ingin menerima
Ragu masih ada di dadanya
“Apakah kau sungguh-sungguh?”
Ia memandang kembali mata Ahasveros
Di tangannya masih ada sebuah tenunan emas lampau
Dan segumpal awan harapan

Mata mereka bertemu kembali, lebih dalam
Sebuah cincin mulai melingkari jari Andromeda
Bersama sejuta harapan Ahasveros
Merangkai jemari Andromeda laksana kembang bermekaran
Senyum mereka mengembang dan tertanam dalam
Bagai akar di tanah gersang

Tuhan tersenyum dari langit
“Waktu belum sampai pada jam yang tepat”
Hujan berhenti seketika itu
Namun awan cinta semakin padat di atas sana

“Akankah kau menerimaku?”
—Ahasveros meragu kali itu—
Andromeda menerima sebuah cincin dengan sejuta makna
Sedang ragu mereka telah padam oleh hujan dari Tuhan

Waktu bergulir terus hingga jam tepat berdentang
Ahasveros menunggu sebuah tangan dari Andromeda
Dengan segumpal awan harapan


Bandung, 19 Mei 2012

No comments:

Post a Comment