herlangga juniarko

Powered By Blogger

Sunday, September 16, 2012

MAKAN DIMANA YAH



MAKAN DIMANA YAH

Karya: Herlangga Juniarko

            Sore itu Ujang tengah berada di alun-alun kota. Di kanannya adalah pasar tradisional yang menjual pelbagai produk hasil masyarakat. Sedangkan di kirinya adalah sebuah mega mall yang menjual pelbagai produk berkualitas hasil impor.

Ujang
Hmmm, lapar sekali dan sepertinya aku butuh makan nih
(menoleh ke kiri dan ke kanan)
Aha! Karena aku mencintai produk asli Indonesia, maka aku akan makan di pasar tradisional saja
(berjalan ke arah kanan)

(tiba-tiba setan nasionalis muncul di depannya)

Setan
Hey! Tunggu dulu Ujang. Mau kemana kamu?
Daripada makan di tempat yang kumuh itu, lebih baik makan di sana (menunjuk mega mall)
Disana lebih nikmat, bersih, dan banyak wanita cantiknya pula yang sering bersliweran di depan tempat makannya itu

Ujang

Benar juga. Lebih baik aku ke Mall itu. Kan lebih enak makanannya, apalagi bisa sambil cuci mata. Hahaha
(membalikkan badannya dan berjalan menuju Mega Mall)

Setan
Bagus Ujang. Begitu lebih baik.

(tiba-tiba pula, malaikat nasionalis muncul juga di hadapannya)

Malaikat
Ujang! Kenapa kau pergi ke sana?
Bukankah kita harus mencintai produk indonesia?
Kalau bukan kita? Siapa lagi?

Setan
Sudahlah, tak usah kau pikirkan dia.
Dia itu Cuma sirik karena ga bisa beli makanan enak kaya di sana

Malaikat
Emang ngapain aku beli ke sana. Aku kan ngga makan

Setan
Oh iya, aku lupa. Kita kan  makhluk gaib yang sengaja di tulis oleh penulis

Ujang
Jadi, aku lebih baik makan kemana yah???

Setan
Sudahlah, lebih enak lebih baik

Malaikat
Cintai produk indonesia, produk indonesia itu lebih alami dan akan menyehatkan badan

Setan
Apanya yang menyehatkan badan? Pasar tradisional itu tempatnya kotoran.
Mending di sana aja, ntar saya traktir deh

Ujang
Hah? Emang kamu punya uang?

Malaikat
Kamu bisa nyolong gitu?

Setan
Eh, aku lupa lagi. Dasar penulis bego, masa nulisin yang kaya gini juga sih

Ujang
Euh, dasar bodoh kalian semua.

Malaikat
Ya sudah.
Ehm, lebih baik pasar tradisional. Lebih murah dan lebih kenyang bukan?

Ujang
Bener juga yah, yang penting kan kenyang

Malaikat
Betul itu. Bayangin aja kalo kamu makan disana. Cuman makan dua sendok terus habis. Makan macam apa itu??

Setan
Ujang! Dengerin nih aa’ setan baik-baik.
Kalo kamu makan disana minimal kamu punya gengsi, kamu bisa sambil cuci mata. Ya kan?
Daripada pasar sono, makan sambil ditemenin....apa itu namanya yang suka terbang ke makanan itu, yang jorok itu

Ujang
Lalat....

Setan
Nah, iya itu. Ga akan enak kan. Makan itu harus nikmat. Suasana pun harus mendukung.
Jadi pada kesimpulannya kamu itu lebih baik makan di sana saja.

Ujang
Duh, jadi bingung nih...
Kalian sih bikin bingung
ah, mending nanyain ke penulis aja deh
PENULIS!!!!!!

(datanglah penulis naskah ke arah Ujang dan semua memandang ke arahnya)

Penulis
Ujang, tentukanlah pilihanmu dengan bijak
(penulis mengatakannya dengan sepenuh hati dan sangat bijak lalu pergi begitu saja)

Setan
Apa yang sedang dia lakukan?

Malaikat
Entahlah, dia memang bodoh

Ujang
????????????

Malaikat
Sepertinya kamu semakin lapar saja.
Ayo kita segera makan makanan yang mengenyangkan

Setan
Tidak Ujang.
Lebih baik makan yang penuh hiburan dan nikmat

Ujang
Duh, tambah lapar deh.
Saya mau makan di pasar aja deh.
Eh tapi, mending makan di sana aja deh. Jadi kan pulangnya bisa ngeceng.
Hahaha

Malaikat
Dosa Ujang, jagalah pandanganmu itu.

Setan
Ah so’ suci kamu.
Udah Ujang, lebih baik ke tempat kenikmatan saja

Malaikat
Namanya aja udah malaikat, ya pasti sucilah.
Ujang, ayo kita mengenyangkan perut yang lapar ini

Setan
Ujang, jangan!
Janganlah kamu mencoreng citra anak gaul dengan pergi kesana

Ujang
Ah kalian bikin aku bingung nih
Si penulis sih gara-garanya, kenapa pula harus memunculkan kalian bedua?
Malah bikin bingung

Penulis
BIAR RAME (teriak dari luar panggung)

Ujang
Ya udah ah, saya mau pergi aja ah (melangkah pergi)

Setan
Mau kemana Ujang?

Malaikat
Iya Ujang, mau kemana?

Ujang
Mau pulang ke rumah

Setan
Ga jadi makan?

Ujang
Jadi dong, tapi makannya di rumah biar ga digangguin sama kalian berdua

Malaikat
Yah, masa pulang. Ga seru dong ceritanya

Ujang
Biarin, orang rumahku deket kok
Tuh rumahku (menunjuk ke suatu arah
Cuman nyebrang jalan aja nyampe

Setan
Jiah, terus ngapain lama-lama debat di sini

Ujang
Biar rame kan ceritanya

Malaikat
Yah baiklah, saya mengerti
Seenak apapun makanan tradisional dan internasional takkan mampu menghadapi masakan sederhana buatan ibu


TAMAT

No comments:

Post a Comment