herlangga juniarko

Powered By Blogger

Thursday, January 6, 2022

Kepada Suami Mantan Istriku

Esha Tegar Putra

aku sering diserang keinginan bertanya
apa yang sungguh membuatmu jatuh cinta
kepada wanita yang sungguh aku cintai itu.
meskipun mungkin kau juga melihat kecantikan
yang aku lihat di wajahnya atau merasakan
pelukan lengannya yang amat pas di tubuhku.

namun aku sungguh penasaran apakah kau tahu
betapa keras dan bersalah aku telah mengubah
dan membentuknya dari sebatang pohon pemalu
dan hijau di tepi hutan menjadi meja di rumahku.

dan setelah berusaha keras mengembalikannya
seperti hendak mengembalikan meja menjadi pohon
tetapi tetap tak berhasil, sekarang dadaku diganjal
perasaan-perasaan ganjil dan terus penasaran
untuk bertanya: apa yang membuatmu jatuh cinta
kepada wanita yang tak lagi mencintaiku itu?

juga berharap menerima diriku sebagai tukang kayu
yang akan merelakan mejanya kau beli, kau pindahkan
ke rumahmu—sambil terus berdoa semoga hanya aku
yang mengetahui letak cacat yang ada di meja itu.


Aan Mansyur
*diambil dari Antologi Puisi "Tokoh-tokoh yang Melawan Kita Dalam Satu Cerita"

Friday, December 31, 2021

Saldo Akhir Tahun

Untung ditambah untung
Hanyalah sesal yang harus dibayar
di muka
Tahun berganti
Aku tak juga jadi apa-apa


1997
Riki Dhamparan Putra
*diambil dari Antologi Puisi "Percakapan Lilin"


Monday, December 27, 2021

Sebuah Sajak untuk Hinata

Hinata, Hinata, Hinata
Kau menjadi debar yang menderas
Rintikan detik mendetakkan kerinduan
Lalu, namamu melata di separuh nyawa

Kau adalah cerita yang menderaskan sajak-sajak cinta
Sungguh, tubuhmu adalah rumah sempurna untuk kata-kata

Tentu, kau akan berkata tak percaya
Saat kuelegikan sajak ini
Meski pipimu tersipu malu
Maka, pada ulang tahunmu akan kuberitahukan saja

Bahwa aku ingin tinggal di dalam tubuhmu

Meski begitu, yang kutakutkan adalah hujan
Rintik yang menyerupai airmatamu
Akan lebih tajam daripada jarum jam
Yang menunjukkan waktu kesia-siaan

Sial! Aku tak pandai menjadi payung

Selain itu, matamu adalah jurang
Yang orang-orang jarang sadari
Mereka semua jatuh dalam imaji

Aku tenggelam dalam lavender matamu

Mendengarku, kau kembali tersipu malu
Dan tahun kembali berlalu

Selalu, aku merayu halu


27 Desember 2021
Herlangga Juniarko


Wednesday, December 1, 2021

Tangis Rahwana

terpisah dari tangkai cintamu
mengapa jiwaku
seperti damar padam
di tengah malam buta?

lebih subur dari sehampar rumputan
yang tumbuh di tegalan;
Sita, belahan hidupku, rahmat atau kutukkah
benih cinta yang rimbun menghijau di dada?

jika kehendak Dewata
mengapa pertemuan dan perpisahan
sungguh duri di hati? O, Hanoman,
duta agung Sri Rama
apa kuasamu menghukum diriku

seperti ini? Sungguh sedikit pun
tidak aku takuti kematian datang menjelang
selain sesal yang dalam; mengapa aku
harus berpisah dengan mawar cintaku

malam alangkah dingin
hingga ke tulang


1986
Soni Farid Maulana
*diambil dari Antologi Puisi "Sehampar Kabut"



Sunday, October 31, 2021

Haloween

:Sendy Ariani

Mencintaimu adalah rasa penasaran
yang tumbuh merambat serupa anggrek
Masih kuingat pula
ungu di tubuhmu saat pertama bertemu
Bola disko dan peti mati hanyalah media
menyihir seorang lelaki untuk menyusuri
tiap getar tari di tubuhmu

Setelah halloween night*,
sunyi menjadi sahabat bagi para candu
Sedang rindu ialah tiap cengkok
yang kauperdengarkan dalam tiap napas
semoga nantinya tak menjadi konco mesra*

Ada pula tahun-tahun yang sepi tanpamu
yaitu hantu-hantu yang menjelma suara
Sehingga cinta bergema* dalam situs-situs penayang
yang menerawangkan dirimu

Semoga kau bahagia.


2019
*Judul lagu yang pernah dinyanyikannya
**diambil dari antologi puisi "Hujan. Terima Kasih"