herlangga juniarko

Powered By Blogger

Wednesday, December 30, 2020

Waktu adalah mesin hitung, cintaku

Waktu adalah mesin hitung, cintaku
Jam berkeloneng dingin (seperti gaung)
di kota itu. Angka-angka telah lama tahu:
bayangku akan hilang sebelum salju

Sementara kau akan tetap jalan
(seperti kenyataan). Sampai pada giliran.
Mengaku, tiap kali daun jatuh di rambutmu:
"Ternyata kenangan hanya perkara yang lucu"

Tentu. Tidak Apa. Kita tak memilih acara.
Pada angin runcing dan warna musim kau juga
akan terbiasa. Nasib telah begitu tertib.
Pada Lupa kita juga akan jadi karib.


1973
Goenawan Mohamad
*sajak ini tanpa judul
**diambil dari antologi "sajak-sajak lengkap 1961-2001" Goenawan Mohamad



No comments:

Post a Comment