herlangga juniarko

Powered By Blogger

Sunday, May 25, 2014

Balada Seorang Lelaki Dengan Kau yang Saling Mencinta

oleh: Herlangga

Sudah lebih dari satu dekade
Cinta bersemi dan berbunga terus
Dari pohon yang kau dan ia tanam
Dalam dada setiap kalian
Sedang bunga membentuk tali yang mengikat

Namun masa telah sampai
Lelaki itu kau tinggalkan
Demi suatu hal yang tak jelas
Dan lelaki itu tak sempat memberi saran
Atau sekedar mengucap salam

Kau selalu berkata padanya
Bahwa ketika burung merpati sudah terikat
Maka esok hari akan bertemu kembali
Bersama menjadikan sarang yang kuat dari segala

Dan kau selalu berkata begitu
Setiap kali lelaki itu menginginkanmu
Kemudian kau berjalan menjauhinya

Dalam kekosongan yang sangat mencekam
Lelaki itu sadar akan tembok yang telah kau bangun
Lebih tinggi dari rindunya terhadapmu

Di langit yang mulai temaram
Dan purnama yang tertutup rintik hujan

Ia tutup pula album tentangmu
Disimpannya dalam peti tak bernama
Lalu dibuangnya kunci itu
Supaya tak ia temukan lagi kunci yang mampu
Membuka kembali kenangan yang telah menggoresnya

Dan ketika kau menerima puisiku
Ia telah melupakan album tentangmu
Mungkin juga semakin melebarkan luka
Yang telah kau goreskan di hatinya

Dan ketika aku membacakan sebuah puisi tentangmu
Tiba-tiba kau menemukan kunci yang telah dibuangnya dahulu
Dan kau ingin sekali mengembalikan kunci itu
Atau juga membuka kembali album kenangan
Yang ada dalam peti hatinya
Karena puisiku belum merasuk benar dalam hatimu

Kau pun mendatanginya dengan seulas senyum harapan
Sambil membawa kunci itu ke hadapnya
Ia pun memberikan album itu padamu
Kemudian pergi menjauhimu

Ketika sepasang burung berpisah
Maka luka akan tergores kejam dalam hati
Dan akan terus berbekas sampai nanti
Kata lelaki itu padamu dengan penuh sesak

Kau pun terus mengharapkannya
Sedang ia tak lagi mampu terbang ke arahmu

Langit mendung menaungimu kini
Dan tak seorang pun kau temui di sana
Kecuali lelaki yang tengah berjalan menjauhimu
Seinchi setiap detiknya
Meskipun setiap rintik hujan
Adalah cintamu pada lelaki itu

Akhirnya di sebuah kafe yang sarat kenangan
Aku menemanimu kembali
Mencoba memasukkan kembali puisi dalam hati
Meskipun pandangan hatimu terus menuju lelaki itu

Dan di sana pula lelaki itu tegak dengan penuh goresan
Yang telah kau goreskan di hatinya
Sebanyak kata dalam puisi yang aku masukkan dalam hatimu

Aku kembali mencintainya
Katamu sambil membaca puisiku

Sesungguhnya beruntung sekali lelaki itu
Karena telah mendapatkan cintamu dengan utuh penuh

Kau iri padanya?
Katamu lagi dengan menatapku teduh

Ya


2012

No comments:

Post a Comment