herlangga juniarko

Powered By Blogger

Saturday, April 6, 2024

Frieren: Waktu dan Seluruh Haru yang Berlalu

—sebab Himmel—

Sampai kapan kau akan
Hidup
Dan
Abadi
Dalam tubuh?

Pada hari perpisahan
Tak pernah ada kenangan
Di mata, di mana pun
Kita tak pernah menuang air mata
Untuk setiap perpisahan
“Karena pasti malu jika bertemu lagi”

Tetapi,
Aku akan tetap memahat ingatan
Di tiap-tiap tempat
Di mana kita pernah bergembira
Agar kau tak kesepian
Dan sejenak merayakan
Pertemuan-pertemuan yang tak berumur panjang

Jikalau nanti waktu telah menyihir
Segala hal menjadi sia-sia,
Kumohon, sekali lagi
Gambarlah sepetak sekar bulan biru
Yang paling haru
Yang paling sendu
Di makamku


2024
Herlangga Juniarko


Sunday, January 28, 2024

Jarak

Entah bagaimana lagi kueja parau suaramu
Nasib pun tak kunjung menjelma jalan pulang
Kalimat-kalimat tanya seketika menyerbu
Hari-hari ragu yang menabu

Rasanya, hidup hanya lingkar 
kekal kehampaan
Gelap tak berujung
Wadah segala sepi
Menggambar wajahmu di kelambuku

Sampai kapan?
Aku pun tak sanggup pastikan
Jalan terjal menjejak di kepala
Usaha sia-sia


Panorama, 2024
Tri Cahyana, Herlangga, 
Bryan Dika, Abdillah


Sunday, January 21, 2024

Kepada Kota yang Disumpahi Sunyi

Kepada kota yang disumpahi sunyi
Si bajingan tolol itu
Mencacah almanak seribu windu
Kemudian sesalan belia 
kembali runtuh di mata
Melebur dan merobek ingatan

Si Bajingan!
Angkuh merengkuh dua manik-manik Tuhan
Amsal ibrahim di padang safar

Ah, tanggal-tanggal lalu 
mengepung. Tubuhku biru.
Adakah kesempatan untuk merapal doa?

"Kau memang Bajingan!" ucapmu dan ia
Melepas janji beribu bintang
Meski cinta melata 
di sepanjang angkasa dan mayapada.


Setiabudhi, 20 Januari 2024
Tri Cahyana Nugraha, Herlangga Juniarko, 
Bryan Dika, Abdillah Al-Hafizh


Wednesday, December 27, 2023

Cerita Tentang Rindu yang Terbendung Tiba-tiba Membandang

:Hinata Hyuga⁣

Hei Hinata⁣
Aku sakit⁣

Karena rindu yang telah lama terbendung⁣
Tiba-tiba membandang⁣
Ingatan-ingatan tentang kita yang belia⁣
Menjadi bah 
Menyeret raga hingga lantak⁣

Tak kusangka⁣
Gerimis yang datang tipis-tipis⁣
Mampu melena meluberkan segala yang fantasi⁣

Kini, aku telah terdampar entah di mana⁣
Kusaksikan gerimis yang tak ingin berhenti⁣
Berguguran serupa tanggal-tanggal dalam almanak⁣
Kusaksikan pula kau dalam bulir⁣
Pecah membasah di raga⁣

Kemudian rindu yang sempat membludak⁣
Datang dan membentak⁣
Karena aku yang tak sigap menangani bencana⁣

Sebagai permintaan maaf,⁣
Aku pun mengumpulkannya lagi⁣
Dalam stoples yang terbuat dari kata arkais⁣
Siapa tahu, nanti bisa kuhadiahkan⁣
Sebagai kado ulang tahun kepadamu⁣

Hei Hinata⁣
Aku sakit⁣

Karena itulah kuputuskan untuk mengunduh waktu⁣
Agar kita bisa kembali menikmati⁣
Aroma taman lavender yang tercipta di ulang tahunmu⁣
Sebagai hari-hari yang resi⁣
Atau sekadar halusinasi⁣

Semoga kau terus abadi.⁣


27 Desember 2023
Herlangga Juniarko


Friday, December 22, 2023

Inilah Caraku Memujamu

Aku penasaran, ⁣
Kapan Tuhan membeli gulali?⁣⁣
Saat aku pergi keluar,⁣⁣
Langit telah menjadi merah muda⁣⁣
Dan awan merupa gulali yang manis⁣⁣
Seperti senyumanmu⁣⁣

Hai Rin,
Aku ingin menyimpan senyummu⁣⁣
Di antara arunika dan swasmita⁣⁣
Agar hari-hariku bisa berwarna⁣⁣

Kau kembali tersenyum.⁣⁣

Hai Rin,
Bisakah kau siapkan sebuah wadah?⁣⁣
Melihat senyummu, membuat mataku 
Melelehkan madu⁣⁣

Kau kembali tersenyum.⁣⁣

Ah, aku bersyukur,⁣⁣
Debar tercipta di lanskap wajahmu⁣⁣
Yang membuatku tak mampu berhenti⁣⁣
Memuja⁣⁣


2022
Herlangga Juniarko