Semua perihal diciptakan sebagai batas.
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain.
Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisahkan kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.
Seorang ayah membelah anak dari ibunya— dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu,
jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.
* diambil dari bukunya yang berjudul "Tidak Ada New York Hari Ini"
** puisi ini pun dibacakan oleh Nicholas Saputra dalam film "Ada Apa Dengan Cinta 2"
Seorang ayah membelah anak dari ibunya— dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu,
jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.
* diambil dari bukunya yang berjudul "Tidak Ada New York Hari Ini"
** puisi ini pun dibacakan oleh Nicholas Saputra dalam film "Ada Apa Dengan Cinta 2"
No comments:
Post a Comment