Sunday, July 3, 2016

Perih

oleh: Herlangga

Sepanjang jalan, macet membawa perih
“Tidak,” katamu.
Perih adalah jarak tak kasat mata antara kita

Kemudian bianglala berputar di atas kepala

Sudah seminggu tangan ini berdarah
Tersayat kata saat mengupas puisi
Dan menghasilkan perih

Kau tahu, darahku tak pernah melihatmu
Dalam dekade. Ia masih merindui perih


2016

No comments:

Post a Comment