oleh: Herlangga
: L
“Masih dalam ingatan. Punggungmu”
Lelaki pecundang yang setia mendzikirkan namamu
Dalam diamnya. Dalam hatinya. Dalam sajaknya
“Aku cinta padamu. Hai kau”
Kata-kata tak bisa bersuara
Bahkan teredam oleh segala hal yang fana
Kau yang semeter depanku. Itu dulu
Sekarang mungkin telah jutaan tahun cahaya
Kau Aquila. Masih berkelap dan berkelip
“Apa kau masih ingat padaku?”
Aku masih ingat kau, Aquila
Setidaknya biru yang mewarnai tudung di langitmu
Seperti kunang-kunang dalam mimpi
Tapi aku cinta padamu. Masih
Maret, 2016
No comments:
Post a Comment