oleh: Herlangga Juniarko
“Kanda, aku akan meninggalkan
rembulan untukmu”
Siluet senja pun menusuk lubang
hatiku
Burung-burung berterbangan pula
seakan tak percaya
“Dinda, sungguh aku mencintaimu”
Ombak terasa tenang kini
Ketika rembulan telah kugenggam
penuh
Cahaya pun menciut di langit malam
ini
Sungguh tak ada yang lebih kelam, Dinda.
Selain
Perpisahan yang telah kita duga,
seperti nisan
Yang tegak di tanah pekuburan
“Kita pasti akan menyempurnakan
sinar rembulan itu, Kanda
Seperti dulu kita menyatukan
perbedaan hitam dan putih”
Itulah katamu dahulu, meskipun
bayang-bayang
Sempurna benar kelamnya menyobek
hatiku seperti siluet senja
Yang menikami awan
“Apakah pisau itu telah kau
kirimkan pula, Dinda
Ke dalam jantungku yang tengah
retak ini”
“Aku telah mengirimkannya, Kanda.
Bersama seribu mawar
Yang telah kau berikan padaku
dahulu”
(Hujan badai datang bersama ajal)
Dan rembulan itu kugenggam erat
meskipun rusak
2012
No comments:
Post a Comment