Di stasiun Rancaekek, pisau sunyi menancap kejam dalam
sekali
tusukan. Kata-kata mengunci diri dalam hati.
Selepas
itu kenangan tertinggal dalam gerbong menjelma kau.
dan
aku terpaku menyesali diri ketika jejak-jejakmu tak sempat
kupunguti
dan tersapu dalam sepi.
Sudah tiga bulan sejak penghujan datang dan membawamu pergi.
Kini Desember datang dan membawa segala tentangmu
Di dalamnya: pisau
sepi yang telah tercabut dari jantungku, panah
patah
eros, kunci yang sempat mengunci kata, jejak-jejak
yang
sempat tersapu, juga bayanganmu dalam cermin waktu
Dan hujan akhir tahun mengukir wajahmu seperti ribuan
kembang api yang
jatuh berwarna dan berwarni, kemudian gelap seketika.
No comments:
Post a Comment