oleh: Nurul Lutfia
di meja makan ini, tersaji sekerat roti
dan segelas coklat panas
kau tak pernah memintaku menuangkan coklat
juga tak pernah membiarkanku memoles roti
dengan selai kesukaanmu
kau malah menyeduh kopi pekat
mengaduknya dengan airmuka
yang tak pernah bisa kutebak
"bisakah kau menyukai kopi,
sedangkan yang biasa kauminum adalah coklat hangat?"
kau katakan itu dengan tergesa.
aku menyudahi diri mencecap harum coklat
lantas menebak-nebak rasa yang kautaruh
dalam secangkir biang kopi.
kau benar, aku tak pernah menyeduh kopi sendirian
tapi keterbiasaan akan memaksaku
melenyapkan rasa getir yang ia hadirkan
waktu akan melenyapkan pahit ingatan kita
juga segala hal yang tak bisa kutakar.
Bandung, 17 Februari 2011
No comments:
Post a Comment