Thursday, February 27, 2014

Segelas Kopi dan Coklat Panas

oleh: Nurul Lutfia

di meja makan ini, tersaji sekerat roti
dan segelas coklat panas
kau tak pernah memintaku menuangkan coklat
juga tak pernah membiarkanku memoles roti
dengan selai kesukaanmu

kau malah menyeduh kopi pekat
mengaduknya dengan airmuka
yang tak pernah bisa kutebak
"bisakah kau menyukai kopi,
sedangkan yang biasa kauminum adalah coklat hangat?"
kau katakan itu dengan tergesa.

aku menyudahi diri mencecap harum coklat
lantas menebak-nebak rasa yang kautaruh
dalam secangkir biang kopi.

kau benar, aku tak pernah menyeduh kopi sendirian
tapi keterbiasaan akan memaksaku
melenyapkan rasa getir yang ia hadirkan
waktu akan melenyapkan pahit ingatan kita
juga segala hal yang tak bisa kutakar.

Bandung, 17 Februari 2011

Wednesday, February 26, 2014

Utada Hikaru - First Love

Singer-songwriter: Utada Hikaru
Released: 28 April 1999

Intro: G Em G C Bm Em D

G Bm
Sai go no kisu wa
Em D
Tabako no flavor ga shita
C D G E G
Nigakute setsu nai kaori
Em Bm
Ashita no imakoro ni wa
C D
Anata wa doko ni irun darou
Em Bm C D
Dare wo omotterun daro

Chorus:
G D
You are always gonna be my love

Saturday, February 22, 2014

Buat Malika Hamoudi

oleh: Acep Zamzam Noor

Kulihat jemarimu yang lentik, dan kusaksikan di langit
Arakan awan mengirimkan senja yang lain
Ke arah kita. Ada warna merah, warna biru yang pupus
Bongkahan-bongkahan kelabu yang melayang jauh
Dari jendela, kulihat sungai Siene yang membelah kota
Dengan jembatan-jembatannya yang penuh ukiran
Seperti rambut ikalmu. Lalu dari puncak apartemen tinggi
Kita berloncatan, meliuk-liuk dan berteriak di udara:
Senja pecah menjadi ribuan isyarat sunyi
Yang mungkin bisa diterjemahkan sebagai hasrat
Atau niat tersembunyi untuk bunuh diri

Masih kuingat tarian perutmu, dan kubayangkan sosokmu
Yang ramping, rautmu yang runcing, dengan alis Aljazairmu
Yang menikam seorang penyair. Di gerbong kereta api
Di sepanjang terowongan yang menembus tubuh tua kota ini
Ada yang menggelepar karena kehilangan kata-kata
Ketika sunyi menyediakan sebuah beranda merah muda
Yang bernama kebisuan. Lalu apakah arti percakapan kita