Sastra
merupakan salah satu bentuk seni yang berupa bahasa. Dalam masyarakat, bahasa
merupakan bagian penting dari kehidupan. Bahasa menjadi alat komunikasi
masyarakat secara keseluruhan, sehingga sastra pun menjadi bagian penting yang
membangun perkembangan bahasa. Dengan
begitu, sastra tidak akan terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Perkambangan
sastra berbanding lurus dengan kehidupan berbahasa manusia. Sastra yang dapat
berfungsi sebagai hiburan mampu dengan mudah diterima masyarakat. Hal itu
terjadi karena manusia pada dasarnya menyukai keindahan dan sastra merupakan
keindahan berbahasa.
Dalam
masyarakat, sastra memiliki beberapa fungi tersendiri. Pertama, sastra yang
tercipta pada masyarakat akan memperlihatkan kehidupan masyarakat berfungsi
untuk menilai masyarakat tersebut. Kedua, sastra dapat menggerakkan masyarakat
untuk melakukan suatu hal menurut keinginan si pembuat sastra. Ketiga, sastra
dapat memperlihatkan masa depan dari suatu masyarakat.
Sastra yang
tercipta pada suatu masyarakat merupakan cerminan dari masyarakat tersebut pada
saat itu. Sebagai contoh, jika suatu masyarakat merupakan masyarakat yang
melankolis, maka sastra yang terbentuk pun akan menjadi melankolis. Begitu juga, jika suatu masyarakat merupakan masyarakat yang bebas, maka
sastra yang terbentuk pun akan penuh dengan gebrakan kreatif.
Cerminan
masyarakat pada sastra dapat terjadi karena adanya ketidakterpisahan antara
masyarakat dan bahasa yang merupakan bahan baku sastra. Dangan menjadikannya
sastra sebagai cermin masyarakat maka seseorang dapat dengan
mudah menilai suatu masyarakat pada saat itu.
Selanjutnya,
sastra dapat mengajak suatu masyarakat untuk melakukan suatu hal. Hal ini
terjadi karena sastra memiliki sifat mengajak atau mempengaruhi seseorang. Sastra
yang mudah berterima di masyarakat akan mudah pula menyebar dan mempengaruhi
masyarakat. Sebagai contoh, puisi-puisi
pada zaman sebelum Indonesia merdeka mengajak masyarakat
untuk berjuang melawan penjajah, dengan pengaruh dari sastra yang mengajak
seseorang berpikir maka sastra akan secara langsung masuk ke dalam renungan
setiap orang, sehingga masyarakat pun berjuang dengan sungguh-sungguh melawan
penjajah.
Pada
dasarnya masyarakat memang akan dengan mudah merenungkan tentang isi dari
sastra yang ia dapat, karena manusia memang menyukai keindahan. Itulah sebabnya
sastra yang merupakan keindahan bahasa dapat dengan mudah mengajak manusia
untuk merenungkan isi dari sastra dan akhirnya mengajak pemikirannya untuk
melakukan suatu hal.
Sastra yang
mengajak dapat pula menjadi sebuah kritik segar bagi suatu masyarakat untuk
memperbaiki diri. Pengkritikan memang sangat efektif melalui sastra. Sastra
dapat memukul begitu keras, juga pula hanya menepuk tegur suatu masyarakat agar
tersadar dari keburukan. Sifat perenungan dari sastra tadilah yang mempu
membuat sastra melakukan pengkritikan dengan efektif.
Selain
mengkritik, sastra dapat pula memuji suatu masyarakat sebagai ajakan untuk
meningkatkan kinerja sistem yang sudah baik pada masyarakat. Dengan keindahan,
masyarakat akan menjadi ternilai sebagai masyarakat yang baik. Maka dengan
begitu, masyarakat akan terpicu untuk mempertahankan dan meningkatkan system
yang ada pada masyarakatnya.
Setelah
seseorang memahami isi dari sastra, maka aksi pun akan terjadi. Saat itulah
seseorang dapat meliahat masa depan dari masyarakat tersebut. Sastra yang
merupakan cerminan dari suatu masyarakat dapat pula memprediksi cerminan masa
depan dari suatu masyarakat.
Pada sastra
memiliki jalur ajakan yang ditempuh untuk membuat sebuah masyarakat berubah
menjadi suatu masyarakat lainnya. Jika seseorang dapat melihat dan merenungkan
jalur tersebut maka orang tersebut akan mampu melihat masa depan dari
masyarakat tersebut. Analoginya, jika suatu masyarakat berada pada sebuah jalan
dengan banyak cabang, maka sastra adalah penunjuk arah, lalu seseorang dapat
memprediksi jalan mana yang akan diambil oleh masyarakat tersebut dan seperti
apa ujung dari jalan yang diambil melalui pengamatan terhadap petunjuk arah dan
masyarakat tersebut, maka di sanalah seserorang itu dapat melihat masa depan
dari masyarakat yang ia amati.
Dengan
melihat pada fungsi sastra, maka dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan
bagian penting dari masyarakat dan merupakan hal yang tak bisa diabaikan sama
sekali. Dalam hal ini, penulisan karya sastra pun menjadi sangat penting.
Menjaga tulisan sastra agar tidak mencerminkan diri sebagai masyarakat yang
buruk akan sangat penting pula untuk menjaga citra diri masyarakat.
Dampak karya
sastra yang meluas dapat membuat pencerminan diri menjadi meluas pula. Menjaga
agar karya sastra tidak berdampak buruk bagi citra sangat penting karena hal
itu dapat merusak keharmonisan dalam suatu masyarakat. Seperti sebuah
peribahasa, karena nila setitik, rusak susu sebelangga, seperti itulah
seseorang yang membuat karya sastra untuk menjelekkan suatu masyarakat.
Menjelekkan
dalam hal ini maksudnya adalah memiliki maksud untuk menjatuhkan citra
masyarakat. Sebagai contoh seseorang yang mengkritik habis-habisan suatu
masyarakat, tetapi tidak memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang
ada. Maka hal itu dapat digolongkan sebagai menjelekkan suatu masyarakat karena
telah membuka aib dari suatu masyarakat.
Selain itu,
membuat tulisan pun harus bermanfaat. Kebermanfaatan suatu karya
sastra dalam mempengaruhi masyarakat akan memiliki dampak positif. Dampak
positiflah dalam karya sastralah yang dapat membangun masyarakat menjadi lebih
baik. Sebagai contoh dari karya sastra yang positif pada masyarakat adalah
suatu karya yang memberikan saran pada masalah-masalah yang terjadi pada
masyarakat tersebut atau setidak-tidaknya dapat menghibur.
Setelah
menulis karya sastra yang positif, maka seseorang mampu memprediksi arah mana
yang dituju dalam pembentukan suatu masyarakat. Ia pun hendaknya
bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya, sehingga ia baiknya terus
mengawasi agar pembentukan tidak salah jalur.
Terus
menulis untuk memberikan saran, seperti juga memberikan suatu petunjuk arah
jalan agar tidak tersesat. Karya sastra yang baik akan terus memberikan
petunjuk yang benar dari suatu pertumbuhan masyarakat. Petunjuk yang sesat
seperti pula memberikan racun setelah memberikan air murni pada masyarakat.
Maka hal tersebut sangatlah tidak baik.
Akan tetapi,
pengawasan dalam pembentukan masyarakat melalui karya sastra layaknya perang
pemikiran. Karya sastra yang memerlukan perenungan tetunya akan mampu mencapai
pemikiran dari setiap orang. Pemikiran yang salah pun dapat dengan mudah pula
diterima, maka pemikisran yang mampu meraih pemikiran paling dasarlah yang
mampu diterima oleh masyarakat.
Jadi
penulisan karya sastra sangat perlu memikirkan apa yang akan terjadi
selanjutnya, tentang apa, juga kebermanfaatannya. Semua itu sangat penting agar
penulisan karya tidak menjadi sia-sia, sehingga hanya menjadi batu kerikil
dalam sejarah kesastraan. Sebagai contoh, karya-karya sastra yang mendunia
adalah karya-karya sastra yang mampu bermanfaat, mampu mengajak, dan menjadi
pelopor untuk menjadi kepala dari karya-karya yang mengawasi perubahan
masyarakat.
Penulisan karya
sastra juga sebaiknya mementingkan hasrat hiburan dari masyarakat, agar tidak
menjenuhkan. Selain itu, karena sastra merupakan keindahan berbahasa maka
sangat perlu menyentuh hati dari pembacanya, yaitu masyarakat. karena
keindahan-keindahan itu merupakaninti dari sastra.
Karya
sastra dapat menjadi besar dan tercatat dalam sejarah hanya dengan penulisan
yang baik, pemikiran yang mendalam, dan perenungan yang menyeluruh. Dengan
begitu. Suatu karya sastra tidak akan menjadi sia-sia karena telah bermanfaat
bagi masyarakat. Itulah jati diri sastra yang sebenarnya bagi masyarakat, yaitu
menjadi bermanfaat, menghibur dan tetap indah.
No comments:
Post a Comment