“Dodi!”
Panggil Ibu.
Dodi saat itu sedang bermain game
konsol barunya tak menghiraukan panggilan ibunya itu. Game itu baru saja dibeli
oleh ayah Dodi sebagai hadiah karena Dodi berhasil mendapatkan nilai sempurna
di ulangan matematikanya.
Harapan ayah Dodi adalah dengan
hadiah tersebut Dodi semakin rajin lagi belajar dan bersemangat untuk sekolah,
namun Dodi malah menjadi maniak game.
“Dodi! Ayo makan” seru ibu lagi dari
ruang makan.
“Sebentar, Bu. Lagi nanggung nih”
jawab Dodi sambil terus bermain game barunya itu.
Sekarang setiap hari Dodi terus
bermain game
tanpa belajar. Setiap hari sepulang sekolah Dodi langsung pergi ke kamarnya untuk bermain game, terkadang sampai lupa makan dan bermain sampai larut malam sehingga keesokan harinya Dodi terlambat bangun tidur. Setiap perkataan Ayah dan Ibunya selalu ia hiraukan.
tanpa belajar. Setiap hari sepulang sekolah Dodi langsung pergi ke kamarnya untuk bermain game, terkadang sampai lupa makan dan bermain sampai larut malam sehingga keesokan harinya Dodi terlambat bangun tidur. Setiap perkataan Ayah dan Ibunya selalu ia hiraukan.
“Ayah, sebaiknya kita jual lagi saja
game itu.” Kata Ibu ketika malam bersama Ayah Dodi.
“Hmmm, benar juga, sebaiknya saya
jual lagi saja game itu agar Dodi tidak menjadi maniak game lagi.” Kata Ayah
membenarkan.
“PRAKK” suara pintu kamar Dodi
terbuka dengan keras.
“Tidak, aku ngga mau kalo gamenya
dijual lagi, kalo masih mau dijual Dodi ngga mau sekolah lagi!” Dodi berteriak
sambil menutup pintu kamarnya dengan kencang.
Akhirnya Dodi tidak keluar kamar
sama sekali kecuali ingin makan. Itu pun ia lakukan ketika keadaan rumah sedang
sepi sehingga tidak ada yang melihatnya. Sedangkan Ibu dan Ayah terus membujuk
Dodi untuk kembali sekolah sambil terus meminta maaf kepada Dodi, tetapi Dodi
tidak menghiraukannya.
“Dodi, Ayah minta maaf, gamenya ga
akan dijual lagi deh, asalkan Dodi kembali sekolah.” Rayu Ayah seperti biasa
kepada Dodi
“Dodi ngga mau sekolah lagi. Dodi
ngga mau gamenya dijual lagi!” Teriak Dodi dari kamarnya.
Setiap hari kamar Dodi selalu
terlihat menyala dari luar karena gamenya tidak pernah dimatikan dan selalu
dimainkan. Ayah dan Ibu Dodi semakin khawatir dengan hal itu. Mereka terus
membujuk Dodi untuk segera keluar kamar dan kembali sekolah karena Dodi akan
terlalu jauh tertinggal pelajaran setelah seminggu tidak masuk sekolah.
“Dodi, nanti kalau mau keluar Ibu
bikinin kue kesukaan Dodi deh, keluar ya sayang.” Rayu Ibu kepada Dodi
“Dodi tetep ngga mau keluar, Dodi
mau main terus disini!” Teriak Dodi dari kamarnya yang sudah mulai tak karuan
bentuknya.
Malam itu Dodi terus bermain game
sampai larut malam, rencananya malam ini dia ingin begadang untuk menyelesaikan
salah satu dari game petualangannya itu. Dodi bermain begitu serius hingga
lewat jam 12 malam dan pandangannya sudah sangat lelah namun dia masih dapat
melihat permainannya dengan baik.
Tiba-tiba Dodi merasakan bahwa
badannya sudah tak berbentuk lagi. Dia merasa bahwa sekarang dia masuk ke game
itu dan berubah menjadi digital.
“Hai Dodi” sapa dari tokoh dalam
game itu.
“Hah, kenapa aku jadi kayak game
gini?” Tanya Dodi.
“Kamu sudah masuk ke dalam game,
Dodi. Kamu masuk karena terlalu banyak memainkan kami. Kami hanya ingin
memberitahumu bahwa kamu sudah kelewatan memainkannya. Kami pun butuh
istirahat!” Kata tokoh game itu menasihati Dodi.
“Oh begitu, baiklah. Maafkan aku yah
karena membuat kalian begitu cape.” Kata Dodi sambil meminta maaf.
“Tidak apa-apa kok, tapi ingat yah.
Kami pun butuh istirahat jadi jangan terlalu sering memainkan kami.” Kata tokoh
game itu.
Pagi harinya Dodi terbangun dari
tidurnya dan langsung melihat gamenya sudah mati. Dodi pun membuka pintu dan
langsung memeluk Ayah dan Ibunya.
“Ayah, Ibu, maafin Dodi yah udah
bikin khawatir. Sekarang Dodi janji deh ga bakal terlalu sering main game
lagi.” Dodi meminta maaf pada Ayah dan Ibunya.
“Main boleh, asal jangan lupa waktu
ya sayang.” Kata Ibu.
“Iya, yang penting itu harus tetep
rajin belajar untuk masa depanmu.” Sambung Ayah.
Sejak saat itu Dodi pun menjadi
rajin belajar dan kembali menjadi yang terbaik lagi di kelasnya. Sedangkan
gamenya masih sering dimainkan namun Dodi tidak lupa mengatur waktunya dengan
baik. Dan tidak lupa untuk memberi istirahat pada gamenya itu agar tidak mudah
rusak.
2012
No comments:
Post a Comment