herlangga juniarko

Powered By Blogger

Monday, January 25, 2016

Hujan Berkembang

1. Aku. Adalah yang terikat dengan non-kepemilikan (tak memiliki, tak juga dimiliki)
2. Kamu. Dengan ketajaman perasaan melepaskan ikatan-ikatan itu
3. La ilaha ilallah berkumandang ketika tergelincirnya senja. Aku berujar bahwa nasi goreng itu enak dan khas. Satu waktu akan kubawa untukmu
4. Layaknya buku baru, aku tuliskan apa saja yang ku mau. Kebetulan, sintaksis waktu itu. Tiga halaman yang kau bantu.
5. Harum tanah, pesawat terbang, tisu, saus dan pizza yang tercatat. Iya, mereka semua berserikat dan bersaksi saat pertama kali tanganku hampir menyentuh pipimu.
6. Ada rasa tak enak dariku waktu itu, mungkin cemas. Tapi kamu pasti tahu. Bila aku dan kamu suka bakso, kita akan memakannya bersama.
...
7. Dia yang cemas adalah yang memacu cepat motornya untuk memastikan tidak ada masalah dengan keset yang mendadak hilang dan jendela yang terbuka.
8. Dia adalah yang mengerti hangatnya perasaan perempuan yang memberinya selimut ketika dia tertidur di lantai saat hujan tahun itu.
9. Dia adalah yang memandangi raut wajah perempuan yang

Wednesday, January 20, 2016

Pernyataan: Kata-kata

oleh: Herlangga 

Kata-kata masih bersemadi 
Dalam dada
Kau pun menyemai 

Hujan menjadi kau 
Merintik 
Kembang api 

Sempatkah kau berpikir 
ada kunci yang menghilang sebelum pernyataan?
Ketakutan.


2016

Tuesday, January 19, 2016

Somnambulisme

oleh: Herlangga

Aku tahu kau sering menulisi dinding belakang rumahku
Kau tulis rembulan, kembang, dan air mata

Pun kutahu
Kau berjalan dalam mimpi

(langit sunyi, bulan sunyi, bintang sunyi)
Tanpa sadar membunuh seorang lelaki dengan rindu


2016

Monday, January 18, 2016

Satu

oleh: Sutardji Calzoum Bachri

kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmu
ke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutku
jika tanganmu tak bisa bilang tanganku
kuterjemahkan tanganku ke dalam tanganmu
jika lidahmu tak bisa mengucap lidahku
kuterjemahkan lidahku ke dalam lidahmu
aku terjemahkan jemariku ke dalam jemarimu
jika jari jemarimu tak bisa memetikku
ke dalam darahmu kuterjemahkan darahku
kalau darahmu tak bisa mengucap darahku
jika ususmu belum bisa mencerna ususku
kuterjemahkan ususku ke dalam ususmu
kalau kelaminmu belum bilang kelaminku
aku terjemahkan kelaminku ke dalam kelaminmu

daging kita satu arwah kita satu
walau masing jauh
yang tertusuk padamu berdarah padaku

1979
*dari buku "O, Amuk, Kapak"