herlangga juniarko

Powered By Blogger

Tuesday, October 23, 2012

Sebuah Mitos



Sebuah bulan pernah bercerita kepadaku
Tentang proklamasi yang muncul di tengah dirinya
Namun ia pun sedikit lupa tentang cerita tersebut

Mungkin negara itu pun hanya mitos bagiku
Karena tak pernah terasa keberadaannya

Meskipun bulan itu begitu yakin
Namun tak pernah ada bukti di lapangan
kecuali deritaku yang berkepanjangan

Mungkin negara itu hanya mitos
Yang diceritakan bulan padaku

2012

Friday, October 19, 2012

Renungan Indah

oleh: WS  Rendra

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: mengapa Dia menitipkan padaku???

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???...

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah… "ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Tuesday, October 16, 2012

Kupu-kupu

oleh: Acep Zamzam Noor

Selembar daun kering
Jatuh sudah. Dan taman tersenyum
Bunga-bunga mengangguk di sekitarnya

Sebutir embun (mungkin airmata)
Di panggung daun yang jatuh
Menjadi doa. Kupu-kupu terbang entah ke mana


*dari antologi "Tulisan Pada Tembok"

Mirat Muda, Chairil Muda


di pegunungan 1943

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
Menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah matanya menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.

Ketawa diadukannya giginya pada
mulut Chairil; dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia
rapatkan

Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati

1949

Chairil Anwar

Monday, October 15, 2012

Bermula dari Tuhan yang Maha Romantis



oleh: Syaifuddin Gani



Ya Tuhan yang Maha Romantis,jadikanlah

aku puisinya
dan
dia puisiku
Terimakasih banyak

(2011)

Denyut

oleh: Sutardji Calzoum Bachrie

akan kau kau kan kah hidupmu?
kau nanti kau akan kau mau kau mau

siapa yang tikam burung yang waktu
waktukutukku waktukutukku waktukutukku waktukutukku

kapan kau sayap diamnya batu
battuba battubi battubu

yang langit yang gapai yang sangsai
denyutku denyutku denyutku





1973

Sunday, October 14, 2012

Sajak-sajak Kecil Kepada M

oleh: Agus Noor

Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa sendirian, dan ditinggalkan.

Mencintaimu merupakan caraku berdoa setiap hari, untuk semua kebahagiaan kita.

Aku telah belajar merasakan pedih, lewat ciuman-ciumanmu yang lembut dan menanggung duka dunia.

Kupandangi langit lembut itu, seakan berada dalam keluasan matamu; dan kutemukan sebuah dunia, yang lebih ajaib dari surga.

Kekasihku, selalu ada yang pantas kita muliakan, yang membuat kita akan terus bertahan, bahkan dalam kepedihan.

Aku punya cara sederhana mencintaimu: dengan selalu mendoakan kebaikan dan keselamatanmu…

Sesuatu, yang kausebut kenangan, telah membukakan padaku rahasia, cara mencintaimu tanpa pernah merasa kehilangan.

Kangen ini. Laut tak bertepi…

Entah kenapa, aku ingin membelikanmu jaket, yang setiap kali kaupakai, akan juga menghangatkan kerinduanku.

Aku masih saja menerka-nerka, lebih merah mana, senja ataukah luka, yang kau sembunyikan sekian lama.

Ada banyak cara berbahagia; satu-satunya cara yang tak pernah kubisa ialah melupakanmu.

Duka hanyalah mentega yang meleleh di penggorengan panas.

Senja yang muram, selalu mengingatkan pada ciuman kita yang tergesa dan gemetar.

Ada saat-saat ketika mencoba melupakanmu, semua benda yang dulu pernah kita sentuh, seperti berbicara kembali tentang kamu.

Darimu aku faham, bila airmata ialah rahasia penciptaan Tuhan, yang paling menakjubkan.

Malam, sesungguhnya, tak pernah memejam. Ia hanya diam-diam menyembunyikan luka kita dalam kelam, agar kita bisa tidur tentram.

Aku akan jadi doa malammu. Sementara kau perlahan memejam tentram, aku akan menggapai langit: mengetuk pintu surga bagimu.


*dari blognya

Saturday, October 13, 2012

Sajak SLA


oleh: WS Rendra

Murid-murid mengobel klentit ibu gurunya
Bagaimana itu mungkin ?
Itu mungkin.
Karena tidak ada patokan untuk apa saja.
Semua boleh. Semua tidak boleh.
Tergantung pada cuaca.
Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja.
Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata-kata.
Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang.
Ibu guru ingin hiburan dan cahaya.
Ibu guru ingin atap rumahnya tidak bocor.
Dan juga ingin jaminan pil penenang,
tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan oleh dokter.
Maka berkatalah ia
Kepada orang tua murid-muridnya :
“Kita bisa mengubah keadaan.
Anak-anak akan lulus ujian kelasnya,
terpandang di antara tetangga,
boleh dibanggakan pada kakak mereka.
Soalnya adalah kerjasama antara kita.
Jangan sampai kerjaku terganggu,
karna atap bocor.”
Dan papa-papa semua senang.
Di pegang-pegang tangan ibu guru,
dimasukan uang ke dalam genggaman,
serta sambil lalu,
di dalam suasana persahabatan,
teteknya disinggung dengan siku.
Demikianlah murid-murid mengintip semua ini.
Inilah ajaran tentang perundingan,
perdamaian, dan santainya kehidupan.
Ibu guru berkata :
“Kemajuan akan berjalan dengan lancar.
Kita harus menguasai mesin industri.
Kita harus maju seperti Jerman,
Jepang, Amerika.
Sekarang, keluarkanlah daftar logaritma.”
Murid-murid tertawa,
dan mengeluarkan rokok mereka.
“Karena mengingat kesopanan,
jangan kalian merokok.
Kelas adalah ruangbelajar.
Dan sekarang : daftar logaritma !”
Murid-murid tertawa dan berkata :
“Kami tidak suka daftar logaritma.
Tidak ada gunanya !”
“kalian tidak ingin maju ?”
“Kemajuan bukan soal logaritma.
Kemajuan adalah soal perundingan.”
“Jadi apa yang kaian inginkan ?”
“Kami tidak ingin apa-apa.
Kami sudah punya semuanya.”
“Kalian mengacau !”
“Kami tidak mengacau.
Kami tidak berpolitik.
Kami merokok dengan santai.
Sperti ayah-ayah kami di kantor mereka :
santai, tanpa politik
berunding dengan Cina
berunding dengan Jepang
menciptakan suasana girang.
Dan di saat ada pemilu,
kami membantu keamanan,
meredakan partai-partai.”
Murid-murid tertawa.
Mereka menguasai perundingan.
Ahli lobbying.
Faham akan gelagat.
Pandai mengikuti keadaan.
Mereka duduk di kantin,
minum sitrun,
menghindari ulangan sejarah.
Mereka tertidur di bangku kelas,
yang telah mereka bayar sama mahal
seperti sewa kamar di hotel.
Sekolah adalah pergaulan,
yang ditentukan oleh mode,
dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.
Dan bila ibu guru berkata :
“Keluarkan daftar logaritma !”
Murid-murid tertawa.
Dan di dalam suasana persahabatan,
mereka mengobel ibu guru mereka.


Yogya, 22 Juni 1977.

Tuesday, October 9, 2012

Lelaki yang Dicintai Bidadari



oleh: Hasan Asphani

TADI malam, kupelajari isyarat kepak sayapmu
agar tak terlambat
bila harus kujemput kau di langit ketujuh ratus.

TADI malam kutemukan sisa-sisa bulu sayapmu
putih dan basah, mungkin ada air mata yang tumpah.

PADA malam, kusimpan sebuah gumam:
akulah lelaki yang dicintai bidadari
kaukah bidadari itu?


(dari antologi Lelaki yang Dicintai Bidadari)

Hei, Kamu



oleh: WS Rendra

Luka-luka di dalam lembaga,
intaian keangkuhan kekerdilan jiwa,
noda di dalam pergaulan antar manusia,
duduk di dalam kemacetan angan-angan.
Aku berontak dengan memandang cakrawala.
Jari-jari waktu menggamitku.
Aku menyimak kepada arus kali.
Lagu margasatwa agak mereda.
Indahnya ketenangan turun ke hatiku.
Lepas sudah himpitan-himpitan yang mengekangku.

Jakarta, 29 Pebruari 1978

Thursday, October 4, 2012

Memoar Kehilangan

oleh: Sabiq Carebesth

Memar yang melanda memoar adalah sekuntum bunga
kenangan, yang tertanam di tanah paling dalam dari ingatan;
kehilangan-kehilangan adalah bukan luka yang menyakitiku,
tapi ingatan akan terempasnya waktu. Kini kupegangi seutas
tali paling halus; untuk menggambar nyata; melukis keabadian;
bahwa engkau mulia dalam apa yang engkau kehendaki,
engkau mulia dalam apa yang kau kerjakan


Jakarta, 08 mei 2010

Wednesday, October 3, 2012

Produk Dalam Negeri



Produk dalam negeri

            Produk dalam negeri kian lama kian tergusur oleh produk-produk impor, karena masyarakat yang semakin membeli berdasarkan gengsi. Padahal sebenarnya produk indonesia lebih baik dan lebih berkualitas daripada produk impor, namun masyarakat yang sudah terjejali dengan slogan dari iklan-iklan impor tidak mampu menahan gejolak pergengsian yang ada di tengah masyarakat.

Arie     : Man, kamu kemarin habis beli apa sih dari pasar sana?

Maman: oh, kemarin saya baru beli barang-barang buat ruang tamu

Arie     : barang impor yah?

Maman: enggalah, saya kan suka barang buatan indonesia

Arie     : barang buatan indonesia kan kualitasnya belum terjamin

Maman: eis, jangan salah ri, barang indonesia itu sebenarnya sangat terjamin kualitasnya

Arie     : kenapa? Kok bisa gitu?

Maman: kamu lihat saja furnitur yang baru saya beli kemarin, bagus kan?

Arie     : itu kan mereknya olimpic, bukannya itu barang impor alias dari luar negeri?

Maman: olimpic itu sebenarnya buatan orang kita, orang indonesia ini. tetapi karena olimpic                                 sudah terkenal sampai ke mancanegara, jadilah olimpic mempunyai kesan impor

Arie     : oh...
Maman: sebenarnya masih banyak lagi sih produk-produk indonesia yang sudah melanglang                                buana sampai ke mancanegara.

Arie     : apalagi?

Maman: kamu tahu indomie, batre ABC, sampai minuman extra joss? Semua itu adalah                                        sebagian dari produk indonesia yang sangat sukses sampai mendunia

Arie     : ternyata banyak juga yah

Maman: tentu saja banyak, jadi belum tentu produk impor lebih baik dari produk sendiri kan

Arie     : iya, seharusnya kita bangga dengan produk sendiri yang mampu mendunia dan                                        berkualitas, ketimbang memakai produk impor yang kualiatasnya masih patut                                 dipertanyakan

Maman: jadi lebih baik kita mulai menggunakan produk sendiri agar bisa menjadi raja di                                      negaranya sendiri

Arie     : betul sekali man...