herlangga juniarko

Powered By Blogger

Sunday, July 22, 2012

Adegan Kilasan Tabu


            Aku segera masuk ke kamarku dan kembali menyendiri setelah menyaksikan hamparan paha wanita di luar sana beserta rahasia-rahasia yang sudah terungkap oleh imajinasiku. Sedemikian rupa aku mulai mengumbar kejalanganku bersama setan yang menyamar menjadi kasur, lotion, dan kenangan tadi. Tapi itu semua telah dianggap wajar oleh sebagian lelaki, karena memang itulah kodrat yang harus ditempuh seorang lelaki. Sedangkan lenganku sudah menjelma mesin dengan jari-jari merayu sperma yang buas dari alam binal keluar seketika bersama hasrat kenikmatan orgasme dan benih yang hanya akan terbuang di lantai kamarku yang gelap. Sebuah hal yang pernah dilakukan hampir lelaki di seluruh dunia itu sedikit demi sedikit menguak tabir seks yang tabu.
            Sebagian orang akan menganggap itu adalah perbuatan dosa. Namun, dosa memang tidak bisa dielakkan lagi dari diri setiap manusia, apalagi bagi seorang lelaki yang sedang merasakan hasrat seksual yang meninggi akibat pakaian para wanita zaman sekarang yang sudah mengurangi bahan demi memberikan kepuasan lelaki. Maka dengan dosa itulah manusia akan menjadi lebih baik.
            Akhirnya, ritual kelelakian itu selesai dengan bubarnya setan dari kamar gelap, sehingga aku dapat kembali menerawang kejadian berikut dengan pengetahuan seks yang lebih mendalam dari sekedar rahasia tabu di antara dua paha yang sering terhampar begitu saja di zaman ini.


2012

Friday, July 20, 2012

Maju


Kata-kata untuk Deyangga

Kau tak lebih dari burung
Yang diam di sangkar kayu
Di tempa sekehendak tuan

Sedang memang engkau
Tak berani mematuk sangkarmu
Dan terbang bebas keluar

Asah pelatukmu sekarang
Dan hancurkan sarangmu
Karena tuan pasti berpasrah
Dan mengobatimu saat terluka

Majulah ke depan, ke arah mentari
Tembuslah awan hitam di sana
Dan rasakan sinar itu menembus sayapmu

Puaskanlah nafsumu itu pada cahaya
Setelah itu, kembalilah ke sangkarmu
Dan bilang pada tuan
"aku mampu"


2012

Friday, July 13, 2012

Pesan: Kepada Seseorang

Evie, aku sangka semua akan jadi indah
Tapi memang semua akan indah pada waktunya
Dengan sisa-sisa harapan yang ada
Atau perlu kubangkitkan lagi harapan itu
Dan kuajukan lagi pada Yang Kuasa
Sehingga aku bisa memaksa-Nya
Untuk menandatangani ini semua

Aku sudah membulat dalam tekad
Tak perduli lagi akan semua
Akan aku tunggu kau
Dalam kesunyian
Meskipun seribu tahun berlalu
Aku akan menunggumu
Meskipun untuk selamanya
Aku masih tetap berdiri menunggu

Evie, segala yang indah itu selalu ada padamu
Aku tahu awan akan lebur dalam air langit
Atau Andromeda akan hancur setelah bersatu dengan Bimasakti
Namun hancur adalah sebagian dari kebahagiaan
Atau jalan yang perlu aku tempuh untuk ini

Masihkah pintumu rapat untukku
Ataukah kau masih memberi sedikit nafas pada dermaga ini
Aku berharap banyak pada setiap kata yang kutulis
Karena hanya kata yang mampu mengungkap segala hal
Sehingga indah dapat terlihat

Evie, aku mencintaimu dengan segala dayaku
Jika dunia mampu berputar ke belakang
Maka akan aku ubah semua yang pahit atau yang rusak
Semua untukmu kini
Demi mawar yang kau tanam dalam hatiku

Hanya untuk kali ini
Aku pasrahkan segalanya pada Sang Kuasa
Pada Sang Pembolak-Balik Hati
Yang Maha Cinta dari segala cinta
Aku sangat mencintaimu, Evie


25 Juni 2012

Haruskah Aku Menikah?!


oleh: Fradhyt Fahrenheit

bertahan menahan badai tanya akan selembar status tak berjamah
kau merobek sayap-sayap langit resah di punggung senja memerah
lalu air matamu kemarau dan galau meneriakkan gejolak amarah:

”apa sih hebatnya seks itu?!
seks hanya pergulatan fisik dan emosi nafsu melebur jadi satu
saat lendir berakhir pada gabungan kenikmatan setubuh ke liang hulu:

orgasme!
dan perempuan
tak dapat menjalani setubuh tanpa kedua birahi sehati melebur:
kecuali pelacur!”

matamu nanar ketika melewati Bayswater dan Queensway riang bersetubuh
seolah membenci jarak tanpa kau nikmati perjalanan kecuali segera berlabuh
saat sampai kau berlari mencoba memuntahkan tanya bergegas keluar kisruh
dari Paddington Station yang mulai kumuh oleh keruh waktu mendekati lusuh:

”perempuan
membutuhkan seribu alasan untuk melakukan seks beradat
sedang lelaki bejat hanya membutuhkan tempat secepat kilat menjilat!”

“lelaki
mudah mengalami puncak orgasme setelah intercourse bertubi-tubi
pada perempuan belum pasti terjadi kecuali jadi kuda tunggangan bisu tuli!
dan seks tanpa kenikmatan orgasme bagaikan cerita tanpa ending yang pasti
segalanya terasa kehampaan nafsu mengawang-awang meratap di liang sunyi!”

lalu kau jelang genderang petang seolah siklus dosa hidup baru dimulai:
foreplay
menyambangi bintang-bintang jalang bernafsu menusuk-nusuki malam:
intercourse
dan seolah terbiasa melewati ribuan liang malam menuntut pagi terkulai:

afterplay

“budaya timur menyematkan legenda seks sebagai ranah laki-laki
perempuan cuma budak beban rumah tangga untuk menjaga suami!
bahkan budaya dunia manapun mengasosiasikan kekuasaan laki-laki
sebagai mahluk mutltidimensi paling dikuasai nafsu pencuri birahi,
sementara perempuan dianggap lebih mementingkan perasaan hati!”

matamu menatap sayu Bloomsbury dimana telah melelehkan umurmu
pada belukar akademis yang melipat hidupmu jadi perawan kutu buku!
kau masih juga menunggu?!

waktu pun meletus dan kau berteriak setuju
selembar bukti disertasi ungu terisi hasil survey resah meretakkan ragu,
60% perempuan Indonesia belum pernah orgasme kecuali ledakkan semu
dari setubuh dalam nistaan waktu bersama lelaki egois berkepala batu!

”arrrrgh…..haruskan aku menikah?!”

Saturday, July 7, 2012

Ujian Nasional



Ujian nasional saat ini telah mejadi momok menakutkan bagi sdejumlah siswa dari SD hingga terutama SMA. Ketakutan ini seringkali muncul di kalangan siswa yangberada di wilayah kota-kota besar yang notabene memiliki kualitas pendidikan yang jauh lebih tinggi dari siswa-siswa yang berada di pesisir negara.
Ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah untuk menaikan standar mutu pendidikan di negeri ini sangatlah tidak tepat. Mengingat pendidikan di negeri ini yang belum merata hingga terjadi berat sebelahnya pengetahuan antara yang tinggal di perkotaan dan perkampungan.
Pemerintah seharusnya berpikir objektif dengan melihat kondisi di negara ini. Pendidikan di negara ini terlalu mengikuti pola yang diterapkan di negara maju. Indonesia sendiri memiliki beribu pulau yang sulit terjamah oleh tangan-tangan para pendidik yang berkualitas, bahkan beragam informasi pun sangat sulit menembus pulau-pulau yang menyendiri itu.
Selain itu, pemerintah pun harus menyadari bahwa kemampuan intuisi dari setiap orang itu berbeda, terlebih di Indonesia yang memiliki beragam kebiasaan khusus di daerahnya yang mempengaruhi kemampuan para siswa. Sehingga ujian nasional dirasa tidak tepat untuk membuat kemajuan pendidikan di Indonesia, karena pada hakikatnya bahwa kemampuan seseorang itu tidaklah sama meskipun pemerataan pendidikan dilakukan terus menerus.
Jika pemerintah tetap memaksakan kehendaknya dengan melaksanakan ujian nasional, maka hal itu akan berdampak pada siswa secara psikologis yang akan berpengaruh kepada mereka di kemudian hari.
Mereka secara langsung akan terbebani dengan tekanan keharusan untuk lulus oleh orang tua mereka dan oleh masa depan mereka sendiri. Ketika itu terjadi, maka siswa akan melakukan apapun juga untuk dapat lulus dari ujian nasional seperti, saling mencontek, menyuap pengawas, dan lain sebagainya.
Dengan keadaan seperti itu, maka dapat dipastikan bahwa kehancuran bangsa ada di depan mata. Sebagai pemimpin, kebijakan yang harus diambil haruslah objektif. Kita tidak bisa memandang suatu masalah hanya dari satu sisi saja. faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi siswa pun harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan suatau masalah.
Ujian yang seharusnya menjadi bahan untuk menentukan tingkat kemampuan siswa menjadi ajang untuk memperlihatkan kemampuan mencari jawaban dengan cara apapun. Dengan begitu seharusnya pemerintah harus membenahi sistem yang ada sehingga ujian nasional dapat berjalan dengan semestinya.

Kepada Hawa


oleh: Aan Mansyur
 
aku merelakanmu menjauh,
merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah
bagai sepotong apel merah
yang di geligimu pernah
berdarah

adakah cinta yang jatuh
kepadamu melebihi cintaku?

lelaki yang engkau cintai itu mati
dan tak membawamu ke makamnya
sementara aku bertahan hidup,
bertahun-tahun sanggup tak mati
oleh rindu--dan menanti di surga

Hawa, aku masih ular yang setia
mencintaimu sepanjang usia tuhan.